Yang Hilang di Kalender Mei
:
Untuk yang hilang
/I/
Lagunya
kembang api yang terdengar
sampai
di muara. Aku menghulu sungai batu
larut
karam di arusmu
Deburnya
menghadang jalan pulang
yang
menghadap kematian
Berkali-kali
ia merasai mati dalam dirinya,
Namun
berkali-kali ia disepuhkan
dari
kebangkitan yang seolah abadi.
/II/
Dawainya
bergetar penuh di rongga udara
Aku
pemimpi yang menyimak debarmu di ufuk pagi
Masih
kudengar suaramu api,
menyadap
matahari
Dengan
sepasang suluh di dua tangan,
diserahkannya
jantung pada kehidupan
/III/
Serambi
mencatat namanya di serumpun padi.
Menyeru,
dan menjadikannya kelambu
bagi
layar kapal dan perahu
Namun
karangmu,
yang
tertambat di tepi laut biru,
mengapung
ke tepi zirah bajumu,
adalah
panji bagi perang suci,
adalah
unggun di dermaga sunyi
/IV/
Dia
larik kata,
yang
berlari ke kaki matahari,
lalu
mulai membakar
Ia
lentera,
Ketika
padam menjelma diam panjang
di
kerongkongan,
Ia
pedang,
pada
perang yang terus ia daki
di nisan
kuburnya sendiri
Ia
parang,
dari
racun yang membuta,
dan
mengurai penawarnya di kelam gulita
/V/
Angin
gurun yang mengalir di dua telapakmu,
telah
menangkap deru matahari
yang
bergolak di sepanjang Mei
Aku
lidah api
yang
meruam di sudut mesiu
Menggasing
mencari-cari
detak
jantung yang tertinggal
di
merah namamu
Surakarta,
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar